GANGGUAN PENDENGARAN
GANGGUAN PENDENGARAN
TULI KONGENITAL
• Definisi
– Tuli yang diderita sejak bayi lahir
– Gangguan pendengaran pada bayi dan anak kadang disertai keterbelakangan mental, gangguan emosional, maupun afasia
• ETIOLOGI
Penyebabnya dibedakan menjadi penyebab masa:
– Prenatal
– Perinatal
– Postnatal
Masa prenatal
Dikarenakan:
– Genetik
– Non genetik seperti gangguan/kelainan pada masa kehamilan, kelainan struktur anatomik dan kekurangan zat gizi
– Infeksi bakterial atau virus (TORCH, campak)
– Ototoksik (kina, salisilat, neomisin, gentamisin, thalidomide)
Masa perinatal
Disebabkan:
– Prematuritas
– Berat badan lahir rendah (<2500 gram)
– Tindakan dengan alat pada proses kelahiran (ekstraksi vakum)
– Hiperbilirubinemia ( >20mg/100ml)
– Asfiksia
– Anoksia otak
Masa postnatal
Disebabkan:
– Riwayat keluarga
– Riwayat infeksi prenatal (TORCH)
– Kelainan anatomi telinga
– Lahir prematur
– Berat badan rendah (<1500 gram)
– Persalinan dengan tindakan
– Hiperbilirubinemia
– Asfiksia berat
• PEMERIKSAAN
Sebaiknya dilakukan sejak bayi berumur 2 hari
Test yg dapat dikerjakan:
– Free field test
– Conditioned test
– Audiometri nada murni
– BERA (Brain Evoked Respons Audiometri)
Gangguan pendengaran tipe konduktif
Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika hantaran suara melalui telinga luar dan/telinga tengah mengalami gangguan yang diantaranya disebabkan oleh :
• Adanya serumen/kotoran telinga
• Gendang telinga yang mengalami perforasi (bolong) akibat penggunaan cotton bud atau benda lainnya
• Infeksi telinga tengah yang menimbulkan ada cairan
• Diperkirakan 10 % dari kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan gangguan pendengaran tipe Konduktif
• Dimana biasanya dapat mengakibatkan penurunan pendengaran derajat ringan sampai dengan sedang
• Gangguan pendengaran tipe konduktif seringkali dapat ditangani secara medis, bahkan banyak ditemukan pendengaran dapat kembali normal
TULI SENSORINEURAL
Gangguan Pendengaran Tipe Sensori Neural
Gangguan pendengaran yang timbul akibat adanya masalah pada telinga bagian dalam disebut sebagai gangguan pendengaran tipe sensori neural / tuli syaraf. Diperkirakan 90 % dari total kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan kasus sensori neural.
Kasus ini paling sering terjadi akibat rusaknya sel-sel rambut bagian dalam. Dimana jika sel-sel rambut bagian dalam sudah rusak, sejauh ini ia tidak dapat memperbaiki sendiri ataupun dengan penangan medis
PRESBIKUSIS
• Definisi : Penurunan pendengaran alamiah yang mengiringi proses penuaan, yang umumnya mulai terjadi pada nada tinggi dan pada pemeriksaan audiometri nada murni terlihat berupa penurunan pendengaran jenis sensorineural yang bilateral dan simetris yang disebabkan oleh perubahan degeneratif telinga bagian dalam.
Tuli mendadak
• Tuli yang terjadi tiba-tiba,biasanya terjadi pada 1 telinga
• Penyebab utamanya:
– Iskemia koklea
– Infeksi virus
• Iskemia koklea
– Spasme
– Trombosis
– Perdarahan arteri auditiva interna
• Virus
– Virus parotis
– Virus campak
– Virus influenza B
– mononukleosis
Manifestasi klinis
• Timbulnya tuli pada iskemia kokhlea dapat bersifat mendadak atau menahun secara tidak jelas.
• Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap.
• Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan tinitus atau vertigo.
• Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga, dapat disertai dengan tinnitus dan vertigo.
• Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis varisela, variola atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut.
• Pada pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan telinga.
Gangguan Pendengaran Akibat Bising (noise induced hearing loss)
• Adalah gangguan pendengaran yang disebabkan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu tertentu
• Hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli krn bising:
– Intensitas bising yang tinggi (>85dB)
– Berfrequensi tinggi
– Lama terpapar
– Mendapat pengobatan yang bersifat racun terhadap telinga
• Pengaruh bising:
– Pengaruh auditorial (tuli akibat bising)
– Pengaruh non auditorial (gangguan komunikasi, gelisah, gangguan tidur,dll)
Gangguan Pendengaran Akibat Obat Ototoksik
• GEJALA
– Tinitus, gangguan pendengaran, vertigo -> gejala utam ototoksisitas
– Tinitus biasanya menyertai segala jenis tuli sensorineural oleh sebab apa pun, dan sering kali mendahului serta lebih menganggu dari pada tulinya sendiri
– Loop diuretics dapat menimbulkan tinitus yang kuat dalam beberapa menit setelah penyuntikan intravena
– Tinitus dan kurang pendengaran -> pada penggunaan salisilat dan kina
– Tuli akut -> loop diuretic
– Tuli ringan -> aminoglikosida
– Kurang pendengaran -> pemberian antibiotik biasanya terjadi seteal 3-4 hari
• MEKANISME OTOTOKSIK
– Degenerasi stria vaskularis. Kelainan patologi ini terjadi pada penggunaan semua jenis obat ototoksik
– Degenerasi sel epitel sensori. Terjadi pada organ corti dan labirin vestibular, akibat penggunaan antibiotika aminglikosida sel rambut luar lebih terpengaruh daripada sel rambut dalam, dan perubahan degeneratif ini terjadi di mulai dari basal koklea dan berlanjut terus -> akhirnya sampai ke bagian apeks
– Degenerasi sel ganglion. Terjadi sekunder akibat adanya degenerasi dari sel epitel sensori
OTOSKLEROSIS
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
• Penyebab:
– Faktor keturunan
– Gangguan pendarahan pada stapes
TYMPANOSKLEROSIS
• Timpanosklerosis merupakan penyakit pada membran timpani yang menunjukkan gambaran bercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada bagian tengahnya
• Timpanosklerosis merupakan suatu kondisi yang mana didapatkan hialinisasi dankalsifikasi pada membran timpani, telinga tengah atau keduanya dan jika meluas dapatmempengaruhi pendengaran.
• Myringosclerosis, hanya mengenai membran timpani
• Intratympanic tympanosclerosis, mengenai bagian telinga tengah lain.
• Etiologi dari timpanosklerosis belum diketahui dengan pasti, mungkin dibentuk dari sisa-sisa/bekas yang berhubungan dengan inflamasi kronis telinga tengah
• Di perkirakan berhubungan dgn:
• Otitis media supurativa kronis (OMSK) dan otitis media dengan efusi.
• Insersi Grommet (timpanostomi tuba) meningkatkan resiko terjadinya
• Sklerosis sistemik
• Kemungkinan berhubungan dengan atheroma karotis atau aterosklerosis
• Hubungan dengan cholesteatoma masih diperdebatkan, meskipun dua keadaan ini dapat muncul bersamaan
SELENGKAPNYA:
DOWNLOAD:GangguanPendengaran.ppt
Search
Categories
- Cardiovascular (8)
- Case (38)
- Dermatology (3)
- Disease (37)
- Endokrin (3)
- Etika Kedokteran (3)
- Geriatri (5)
- Hematology (8)
- Hepatologi (5)
- Imunologi (3)
- Infection Disease (5)
- Mikrobiologi (4)
- Neurology (7)
- Opthalmologi (2)
- Parasitologi (2)
- Patologi Klinik (6)
- Pediatric (4)
- Psikiatri (2)
- Reproduksi (3)
- Respiratory (5)
- Siklus Hidup (8)
- THT (3)