GANGGUAN CEMAS (ANXIETY)
GANGGUAN CEMAS (ANXIETY)
Normal Anxiety
Everyone experiences anxiety. It is characterized most commonly as a diffuse, unpleasant, vague sense of apprehension, often accompanied by autonomic symptoms such as headache, perspiration, palpitations, tightness in the chest, mild stomach discomfort, and restlessness, indicated by an inability to sit or stand still for long. The particular constellation of symptoms present during anxiety tends to vary among persons.
Fear vs Anxiety
• Anxiety is an alerting signal; it warns of impending danger and enables a person to take measures to deal with a threat. Fear is a similar alerting signal, but should be differentiated from anxiety.
• Fear is a response to a known, external, definite, or nonconflictual threat; anxiety is a response to a threat that is unknown, internal, vague, or conflictual.
Teori tentang Gangguan Cemas
Sigmund Freud: Ansietas (cemas) adalah hasil dari konflik psikis antara pikiran agresif & ancaman dari superego atau realita eksternal. Sebagai respons, ego memobilisasi mekanisme pertahanan (defense) untuk mencegah munculnya pikiran/ perasaan yang tidak dapat diterima tersebut dalam alam sadar.
Sistem Saraf Otonom: SSO pada orang dengan gangguan panik : Tonus simpatis ↑, Adaptasi lambat terhadap stimulus berulang, Respons berlebihan terhadap stimulus sedang, Efek aktivasi SSO pada orang cemas : kardiovaskular (takikardia), otot (sakit kepala), GI (diare), respiratori (takipnea).
Neurotransmitter: Norepinephrine : regulasi sistem noradrenergic buruk + ledakan aktivitas NE -> panic attacks, insomnia, startle & autonomic hyperarousal. Serotonin ↑ : GABA -> fungsi abnormal reseptor GABA. HPA axis : cortisol ↑ -> mobilisasi & isi ulang cadangan energi, kewaspadaan & fokus ↑. CRH : meningkat saat stress -> aktivasi HPA axis (cortisol & DHEA ↑). Aplysia : keong laut yang memunculkan “flight response” walaupun tidak ada bahaya akibat pelepasan neurotransmitter berlebihan -> paralel dengan “phobia” pada manusia. Neuropeptide Y : regulasi CRH & sistem LC-NE -> penting dalam ekspresi cemas, takut & depresi. Galanin : terkait fungsi learning & memory, pain control, food intake, neuroendocrine control, cardiovascular regulation & anxiety.
Anxiety Disorders
Based on DSM-IV-TR :
(1) panic disorder with or without agoraphobia;
(2) agoraphobia with or without panic disorder;
(3) specific phobia;
(4) social phobia;
(5) obsessive-compulsive disorder (OCD); posttraumatic stress disorder (PTSD);
(6) acute stress disorder; and
(7) generalized anxiety disorder
Diagnosis Axis
AXIS I -> diagnosa gangguan jiwa
AXIS II -> gangguan kepribadian, retardasi mental
AXIS III -> kondisi medis umum
AXIS IV -> masalah psikososial & lingkungan
AXIS V -> skala penilaian fungsi secara global
Daftar Kategori Diagnosis
• F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres
– F40 : Gangguan anxietas fobik
– F41 : Gangguan anxietas lainnya
– F42 : Gangguan obsesif kompulsif
– F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian
– F44 : Gangguan disosiatif
–F45 : Gangguan somatoform
– F48 : Gangguan neurotik lainnya
F40 Gangguan Anxietas Fobik
Gangguan yang dicetuskan hanya, atau secara predominan, oleh adanya situasi atau objek yang jelas , tertentu (dari luar individu), yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya.
Sebagai akibatnya situasi atau objek tersebut secara khusus dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam, dan anxietas tidak berkurang meskipun ia mengetahui bahwa orang lain tidak menganggap situasi tersebut berbahaya atau mengancam.
F40.0 AGORAFOBIA
.00 TANPA GANGGUAN PANIK
.01 DENGAN GANGGUAN PANIK
F40.1 FOBIA SOSIAL
F40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)
F40.8 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK LAINNYA
F40.9 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK YTT
F41 Gangguan Anxietas Lain
F41.0 Gangguan panik
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT
F45 Gangguan Somatoform
Keluhan gejala fisik berulang.
Disertai permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali-kali hasilnya negatif dan sudah dijelaskan dokter hasilnya negatif.
Pasien biasanya menolak upaya dokter untuk membahas kemungkinan adanya penyebab psikologis.
F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci
Keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi & menetap tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi.
Cara-cara mengemukakan pendapat pasien:
tidak dramatis
tidak kuat
keluhan tidak terlalu banyak
tidak ada gangguan pada fungai sosial
tidak ada gangguan pada keluarga
SELENGKAPNYA:
DOWNLOAD:GangguanCemasAnxiety.ppt
Search
Categories
- Cardiovascular (8)
- Case (38)
- Dermatology (3)
- Disease (37)
- Endokrin (3)
- Etika Kedokteran (3)
- Geriatri (5)
- Hematology (8)
- Hepatologi (5)
- Imunologi (3)
- Infection Disease (5)
- Mikrobiologi (4)
- Neurology (7)
- Opthalmologi (2)
- Parasitologi (2)
- Patologi Klinik (6)
- Pediatric (4)
- Psikiatri (2)
- Reproduksi (3)
- Respiratory (5)
- Siklus Hidup (8)
- THT (3)