DERMATITIS ERITROSKUAMOSA
DERMATITIS ERITROSKUAMOSA
• Penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya eritema dan skuama
• Termasuk:
– Psoriasis
– Parapsoriasis
– Pitiriasis rosea
– Eritroderma
– Dermatitis seboroik
– Lupus eritematosus
– Dermatofitosis
Psoriasis
• Penyakit yang penyebabnya autoimun
• Bersifat kronik dan residif
• Ditandai dengan:
– Bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan
– Terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Köbne
• Sinonim
– psoriasis vulgaris (psoriasis biasa)
Bentuk-bentuk Klinis
• Psoriasis vulgaris
– Nama lain: tipe plak
• Psoriasis gutata
– Diameter kelainan X > 1cm
– Mendadak dan diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas atas atau sehabis flu atau morbili
– Terutama pada dewasa muda dan anak
• Psoriasis inversa/fleksural
– Predileksi tempat pada daerah fleksor
• Psoriasis eksudativa
– Sangat jarang
– Kelainan psoriasis eksudatif seperti pada dermatitis akut
• Psoriasis seboroik
– Gabungan psoriasis dan dermatitis seboroik
– Skuama berminyak dan lunak
– Lesi pada tempat lazim, juga pada tempat seboroik
• Psoriasis pustulosa
– Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber), Kronik dan residif, mengenai telapak tangan dan kaki atau keduanya, Kelompok-kelompok pustul kecil, steril dan dalam diatas kulit eritem dan gatal
– Proriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch) Tersering akibat pemberhentian KS sistemik mendadak, Dapat juga karena penisilin dan derivatnya dan antibiotik betalaktam lainnya, hidroklorokuin, kalium iodida, morfin, sulfapiridin, sulfonamida, kodein, fenilbutason dan salisilat, Bisa juga karena hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stres psikik, infeksi bakteri dan virus, Kulit nyeri dgn hiperalgesia, disertai demam, malaise, nausea dan anoreksia, Plak yang ada makin eritem, setelah bbp jam timbul plak edematosa dan eritematosa, pustul miliar pada plak -> dalam sehari menjadi lake of pus, Dapat terjadi eritroderma, Pemeriksaan lab -> leukositosis (20.000/μL)
• Eritroderma psoriatik
– Akibat pengobatan topikal yang terlalu kuat atau penyakit yg meluas
– Eritema dan skuama tebal universal -> plak psoriasis tidak tampak
Parapsoriasis, Jarang terdapat, etiologi belum diketahui, keadaan umum penderita baik, umumnya tidak disertai keluhan (kadang-kadang gatal ringan), perjalanannya perlahan-lahan dan menahun, kelainan kulit berupa eritema dan skuama, dan terapinya sukar. (BROCK, 1902)
Klasifikasi
• Parapsoriasis gutata
• Parapsoriasis variegata
• Parapsoriasis en plaques
Diagnosis Banding
• Pitiriasis rosea (tapi tidak menahun, juga terdapat ruam sejajar dgn lipatan kulit dan kosta)
• Psoriasis (tapi gambaran histopatologis serta gambaran makroskopis berbeda)
Dermatitis Seboroik
• Segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik
• Etiologi pasti belum diketahui
• Faktor predisposisi: status seboroik -> diturunkan tapi tidak jelas
• Status seboroik sering berkaitan dgn meningginya suseptibilitas thdp infeksi piogenik tapi tidak terbukti bahwa P. ovale yang menyebabkan DS
• Berhubungan dgn keaktivan glandula sebasea (aktif pada bayi baru lahir, inaktif selama 9-12thn)
• Puncak insiden pada 18-40thn, pada bayi saat bulan-bulan pertama
• Tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar sebasea dgn suseptibilitas u memperoleh DS
• DS dapat disebabkan oleh proliferasi epidermis yang berlebihan seperti pada psoriasis
Diagnosis Banding
• Psoriasis pada scalp
• Psoriasis inversa
• Kandidosis (pada lipatan paha dan perianal)
• Otomikosis dan OE (pada MAE)
Pitiriasis Rosea (Erythro-squamous lesions)
Penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersususn sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.
Akne Vulgaris (disorders of skin eccrine and sebaceous glands)
• Penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
– Gambaran klinis : Polimorfik
– Keluhan kulit : Komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan parut yang hipotrofik dan hepertofik
• Perubahan pola keratinisasi dalam folikel : biasanya longgar berubah menjadi padat à sukar lepas dari saluran folikel
• Produksi sebum ↑->↑ komedogenik dan inflamatogenik -> penyebanb lesi akne
• Terbentuknya fraksi asam lemak bebas -> proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum
• ↑ jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes) : berperan dalam proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum
• Terjadinya respons hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat akne
• ↑ kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH
• Stres psikis memicu kegiatan kelenjar sebasea
• Faktor lain : usia, umur, ras, familial, makanan, cuaca/musim
Rosacea (disorders of skin eccrine and sebaceous glands)
• Predileksi tempat : sentral wajah -> hidung, pipi, dagu, kening, dan alis.
– Kadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki.
• Lesi umumnya simetris
• Gejala utama : eritema, telangiektasia, papul (tidak nyeri), edema (menghilang atau menetap antara episode) , dan pustul (20% pada penderita).
– Stadium I : eritema tanpa sebab/ akibat sengatan matahari -> menetap dan timbul beberapa telangiektasia
– Stadium II : dengan diselingi episode akut menyebabkan papul, pustul, dan edema, terjadilah eritema persisten dan banyak telangiektasia, papul, dan pustul.
– Stadium III : eritema persisten dalam, banyak telangiektasia, papul, pustul, nodus, dan edema.
Histopatologi
• Gambaran histopatologi rosasea khas namun tidak patognomonik :
– Ektasia vaskular
– Edema dermis
– Disorganisasi jaringan konektif dermis
– Solar elastosis
• Derajat peradangan tergantung pada kondisi dan stadium lesi :
– Sel radang limfosit, histiosit, sel raksasa pada dermis dan perivaskuler, sel plasma, sel mas
– Pustul à sebaran sel PMN sekitar folikel.
• Demodex folliculorum sering dapat ditemukan dalam folikel infundibulum dan ductus sebasea
PERIORAL DERMATITIS
suatu penyakit kulit yang ditandai oleh adanya beruntus-beruntus merah di sekitar mulut
HIDRADENITIS SUPPURATIVA
• suatu kondisi kronis dengan gejala nodul atau abses (bisul) yang sering kambuh, pembentukan terowongan luka dan luka pada daerah kelenjar apokrin
• paling sering mengenai daerah ketiak, lipat paha & perianal. Selain itu HS jug dapat timbul pada daerah payudara, bawah payudara, bokong, daerah sekitar kemaluan, dada, kulit kepala dan kelopak mata.
MILIARIA
Miliaria atau biang keringat merupakan gangguan yang terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar keringat di kulit.
Sering dijumpai pada daerah bersuhu panas dengan kelembaban tinggi seperti di daerah tropis.
Namun gangguan kulit ini juga dapat terjadi pada musim dingin akibat penggunaan pakaian yang berlebihan.
Klasifikasi
• Miliaria kristalina
- Sumbatan saluran keringat terletak di permukaan kulit yaitu di stratum korneum
- Secara klinis tampak gelembung kecil berisi cairan jernih dengan ukuran 1-2 milimeter dan mudah pecah dengan penekanan
- Jarang disertai peradangan dan biasanya tidak tidak menimbulkan keluhan (asimptomatis).
- Pada bayi sering dijumpai di kepala, leher dan tubuh bagian atas.
• Miliaria rubra
- sumbatan terletak lebih dalam
- secara klinis tampak bintil-bintil kemerahan dan gelembung kecil berisi cairan jernih dengan dasar kulit kemerahan
- miliaria rubra memberikan gejala yang sangat gatal dan perih
- Di sekitar lesi biasanya tidak terdapat keringat (anhidrosis) dan bila keadaan ini meluas dapat menimbulkan hiperpireksia karena kegagalan mengeluarkan panas
- Pada bayi sering dijumpai di leher, lipat paha dan ketiak sedangkan pada dewasa timbul pada tempat-tempat yang mendapat tekanan atau bergesekan dengan pakaian.
Furunkel / karbunkel
Erisipelas
Mikosis
• Merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Klasifikasi
• Mikosis profunda
• Mikosis superfisialis
Dermatofitosis
• Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita
• Sinonim -> Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata
• Dermatofita dibagi menjadi Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton (Madani, 2000).
• Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin.
• Hingga kini dikenal sekitar 40 spesies dermatofita, masing-masing dua spesies Epidermophyton, 17 spesies Microsporum dan 21 spesies Trichophyton
Klasifikasi
• Dermatofitosis dibagi oleh beberapa penulis misalnya SIMONS dan GOHAR -> dermatomikosis, trikomikosis dan onikomikosis berdasarkan bagian tubuh yang terserang
• Pembagian yang lebih praktis dan dianut para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi :
– Tinea capitis -> kulit & rambut kepala
– Tinea barbe -> dagu & jenggot
– Tinea kruris -> daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, kadang sampai perut bag bawah
– Tinea pedis et manum -> kaki & tangan
– Tinea ungulum -> kuku jari tangan & kaki
– Tinea korporis -> bagian lain yang tidak termasuk 5 tinea diatas
Grey Patch Ringworm
• Merupakan tinea capitis yang biasanya disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak.
• Penyakit dimulai dengan papul merah yang kecil disekitar rambut -> melebar -> bercak -> pucat dan bersisik.
• Keluhan adalah rasa gatal, warna rambut -> abu-abu & tidak berkilat lagi serta mudah patah & terlepas dari akarnya -> mudah dicabut tanpa rasa nyeri.
• Semua rambut didaerah tersebut mudah terserang jamur -> terbentuk alopesia setempat -> Grey patch
• Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat dilihat fluoresensi hijau kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melampaui batas-batas grey patch
• Pada kasus tanpa keluhan, pemeriksaan lampu Wood banyak membantu dalam diagnosis
• Tinea capitis yang disebabkan Microsporum audouini biasanya disertai tanda peradangan ringan
Kerion
• Merupakan reaksi peradangan yang berat pada tinea capitis, berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya
• Bila penyebabnya :
– Microsporum canis dan Microsporum gypseum -> pembentukan kerion ini lebih sering dilihat
– Bila penyebabnya Trichophyton tonsurans -> agak kurang
– Bila penyebabnya Trichophyton violaceum -> sedikit sekali
• Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, jaringan parut yang menonjol jg kadang dapat terbentuk.
Black Dot Ringworm
• Disebabkan Tricophyton tonsurans & Trichophyton violaceum
• Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang disebabkan oleh genus Microsporum
• Rambut yang terkena infeksi patah tepat pada muara folikel dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora -> ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas yaitu Black dot
• Tinea capitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih berat, bila disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton verrucosum yang keduanya bersifat zoofilik
SKABIES
Sinonim
• Scabies; “Itch Mite”
• Gudik, kudis, budukan, gatal agogo
Definisi
• Penyakit kulit menular akibat infestasi & sensitisasi thdp tungau Sarcoptes scabiei serta produknya berada dalam terowongan lapisan tanduk pada tempat predileksi
Etiologi
• Sarcoptes (Acarus) scabiei var.hominis
• Phylum Arthropoda; Class Arachnida; Ordo Acarina; Famili Sarcoptidae
Parasitologi
• Sarcoptes scabiei = tungau atau kutu yang kecil, transulen
1.Bentuk bulat lonjong, konveks bagian dorsal & pipih bagian ventral
Empat tanda cardinal
Pruritus nokturna
2. Menyerang manusia secara kelompok
3. Terowongan pada tempat predileksi(garis lurus/berkelok + 1 cm, putihkeabuan, di ujungnya tdp papul/vesikel)
4. Menemukan tungau
• Dasar diagnosis : 2 dari 4 tanda kardinal
PEDIKULOSIS
Sinonim: Pediculosis; Phthiriasis
Definisi:
• Penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju, memberi keluhan gatal akibat gigitannya
Etiologi ada 2 jenis yaitu:
1. Pediculus humanus
• Var. Capitis = Pedikulosis kapitis (Head Louse; tuma kepala)
• Var. Corporis = Pedikulosis korporis (Body louse; tuma badan)
2. Phthirus pubis = Phthiriasis pubis (Crab louse; tuma kemaluan)
SELENGKAPNYA:
DOWNLOAD:PenyakitKulit2.ppt
Search
Categories
- Cardiovascular (8)
- Case (38)
- Dermatology (3)
- Disease (37)
- Endokrin (3)
- Etika Kedokteran (3)
- Geriatri (5)
- Hematology (8)
- Hepatologi (5)
- Imunologi (3)
- Infection Disease (5)
- Mikrobiologi (4)
- Neurology (7)
- Opthalmologi (2)
- Parasitologi (2)
- Patologi Klinik (6)
- Pediatric (4)
- Psikiatri (2)
- Reproduksi (3)
- Respiratory (5)
- Siklus Hidup (8)
- THT (3)