PENURUNAN KESADARAN
PENURUNAN KESADARAN
Definisi Kesadaran
• Fungsi normal dari kedua hemisfer otak sebaik ARAS (ascending reticular activating system) dimana diperluas mulai dari midpons ke area hipothalamus anterior
Fisiologi Kesadaran
• Proyeksi neuron diteruskan dari ARAS ke talamus, tempat terbentuknya sinaps kemudian diproyeksikan ke korteks
• Sadar penuh (fully alert) adalah keadaan bangun dan tanggap (awake and awareness) terhadap diri sendiri dam lingkungan
Penilaian Tingkat Kesadaran
• Penilaian tingkat kesadaran dpt dinilai secara numerik (GCS) maupun kualitatif (letargi, obtudansi, stupor, koma,dll)
GCS (Glasgow Coma Scale)
• Digunakan untuk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran
• Penilaian dengan cara memperhatikan tanggapan (respons) penderita thd rangsang dan memberikan penilaian thd respons tersebut
• Tanggapan yang diperhatikan :
– Membuka mata
– Respons verbal (bicara)
– Respons motorik (gerakan)
• Koma = tidak didapatkan respons membuka mata, bicara, dan gerakan
• Nilai total = 3
• Nilai : 12-14 = gangguan kesadaran ringan, 9-11 = gangguan kesadaran sedang, <8 = koma
Derajat Kesadaran
• Sadar / bangun (kompos mentis) :
– Keadaan sangat tanggap terhadap lingkungan, baik ada maupun tidak ada rangsangan
• Obtudansi (apatis) :
– Gangguan kesadaran ringan disertai berkurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitarnya, komunikasi masih dapat dilangsungkan sebagian
• Letargi (somnolent) :
– Pasien tampak mengantuk sampai tidur, tp masih dapat dibangunkan sampai sadar dengan rangsangan suara atau nyeri.
– Waktu pasien sadar, dapat berkomunikasi dengan pemeriksa, jika ditinggalkan akan tidur lagi
• Stupor (sopor) :
– Tidur dalam, hanya dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri yang kuat dan berulang kali, komunikasi minimal, reaksi berupa gerakan menolak sakit dan mengerang
• Koma :
– Gangguan kesadaran berat, pasien tampak tidur dalam tanpa dapat dibangunkan, tidak ada reaksi terhadap berbagai rangsangan
Etiologi dan Patofisiologi Gangguan Kesadaran
1. Berkurangnya kadar glukosa di otak
2. Berkurangnya kadar oksigen
3. Interferensi dari sistem enzim
4. Gangguan keseimbangan asam basa dan mineral
5. Gangguan struktur jaringan otak
6. Gangguan fungsi neuron yang akut
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
• Pupillary Reactions
• Movements of Eyes and Eyelids and Corneal Response
• OCULOVESTIBULAR REFLEX
• Movements of Eyes and Eyelids and Corneal Response
• DOLL’S-EYE MOVEMENTS
• Spontaneous Limb Movements
• Posturing in the Comatose Patient
• DECORTICATE RIGIDITY
• Patterns of Breathing
• Clinical Signs of Increased Intracranial Pressure
BRAIN DEATH (Mati batang otak)
Kerusakan otak ireversibel -> destruksi permanen fungsi batang otak -> kematian pasien ( fungsi KV dan respirasi dapat dipertahankan dengan ventilator) -> Mati batang otak
Kriteria Mati Batang Otak
• Tidak ada respon pupil terhadap cahaya
• Tidak ada refleks kornea
• Tidak ada refleks vestibulo-okular
• Tidak ada refleks muntah atau respons terhadap pengisapan trakea
• Tidak ada respons motorik pada daerah nervus kranial terhadap rengsang nyeri
• Tidak ada gerakan pernapasan ketika ventilator dilepaskan
MENINGITIS
• Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.
KLASIFIKASI
• Meningitis dibagi berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang :
*Pakimeningitis : yang mengalami radang adalah durameter
*Leptomeningitis : yang mengalami radang adalah arakhnoid dan piameter
• Berdasarkan penyebabnya :
*Meningitis karena bakteri
*Meningitis karena Virus/ Viral
*Meningitis karena riketsia
*Meningitis karena jamur
*Meningitis karena cacing
*Meningitis karena protozoa
*Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. pasien dengan gejala meningitis tapi pertumbuhan bakteri pada kultur tidak ditemukan.
Penyebabnya (virus atau mikobakterium.)
Patofisiologi Meningitis dapat terjadi secara:
Hematogen, Per kontinuatum, Implantasi langsung
MENINGITIS VIRAL
Pada pemeriksan laboratorium didapatkan jumlah sel darah putih biasanya normal atau sedikit meningkat. Cairan serebrospinal biasanya normal atau sedikit meningkat.
Cairan serebrospinal biasanya berisi pleocytosis antara 20 – 1000 WB/ mm3, limfosit yang lebih dominan. Glukosa CSF biasanya normal tetapi kadang-kadang pasien dengan meningitis akut mumps, varicella zoster, herpes simplex tipe 2, limfosit choriomeningitis terjadi sedikit penurunan kadar glukosa CSF.
Kadar protein CSF dapat normal atau sedikit meningkat.
Antigen bakteri dan jamur tidak terdeteksi di CSF dan pada pewarnaan dan kultur tidak ditemukan bakteri maupun jamur.
Pada EEG dan CT-Scan otak nampak normal.
1. Meningitis purulenta
2. Meningoensefalitis
MENINGITIS TUBERKULOSA
• Radang selaput otak akibat komplikasi tuberkulosis primer
• Epidemiologi:
– Meningitis lebih sering usia antara 6 bulan dan 4 tahun
– Terjadi beberapa tahun setelah infeksi primer
Learning Objectives
• Mengetahui dan memahami anatomi otak
• Mengetahui dan memahami gangguan kesadaran
• Mengetahui dan memahami etiologi penurunan kesadaran
• Mengetahui dan memahami patofisiologi penurunan kesadaran
• Mengetahui dan memahami diagnosis penurunan kesadaran
• Mengetahui dan memahami Brain Death
• Mengetahui dan memahami penatalaksanaan penurunan kesadaran
• Mengetahui dan memahami prognosis penurunan kesadaran
• Mengetahui dan memahami tentang meningitis( meningitis viral, meningitis purulenta, meningitis fungal)
SELENGKAPNYA:
DOWNLOAD:PenurunanKesadaran.ppt
Search
Categories
- Cardiovascular (8)
- Case (38)
- Dermatology (3)
- Disease (37)
- Endokrin (3)
- Etika Kedokteran (3)
- Geriatri (5)
- Hematology (8)
- Hepatologi (5)
- Imunologi (3)
- Infection Disease (5)
- Mikrobiologi (4)
- Neurology (7)
- Opthalmologi (2)
- Parasitologi (2)
- Patologi Klinik (6)
- Pediatric (4)
- Psikiatri (2)
- Reproduksi (3)
- Respiratory (5)
- Siklus Hidup (8)
- THT (3)