IMUNOHEMATOLOGI
IMUNOHEMATOLOGI
Imunohematologi mengandung arti reaksi imunologik yang berkaitan dengan komponen darah, tetapi dasar imunohematologi mencakup bukan saja imunologi dan hematologi tetapi juga ilmu-ilmu lain, di antaranya genetika dan biokimia..
Hingga saat ini penerapan utama imunohematologi berkisar sekitar penentuan golongan darah dan antibodi bukan saja terhadap antigen eritrosit tetapi juga terhadap antigen leukosit dan trombosit. Bidang ini dianggap penting bagi klinik untuk:
• Menyesuaikan donor dan resipien untuk transfusi maupun transplantasi organ
• Identifikasi dan pencegahan terhadap aloimunisasai wanita hamil oleh antigen Rhesus,
• Menentukan diagnosis, meramalkan prognosis dan menentukan terapi penyakit hemolitik bayi baru lahir (Hemolytic Disease of the New born = HDN) akibat aloantibodi
• Diagnosis dan pemeriksaan destruksi eritrosit yang disebabkan autoantibodi atau aloantibodi.
Prinsip imunohematologi
1. Antigen eritrosit
Antigen adalah suatu substansi yang bila masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang akan merangsang pembentukan antibodi.
Pada permukaan eritrosit terdapat berbagai jenis glikoprotein dan glikolipid yang diatur secara genetik. Karena substansi seluler ini merupkan produk gen yang spesifik dan juga bersifat imunogenik, maka ia mampu merangsang pembentukan aloantibodi spesifik bila ia dimasukkan kedalam tubuh seseorang yang tidak memiliki substansi tersebut. Substansi ini dikenal sebagai antigen golongan darah. Gen yang menentukan golongan darah diturunkan menurut hukum Mendel dan bersifat kodominan.
Hingga sekarang telah diketahui sekitar 500 jenis antigen pada permukaan eritrosi, walaupun hanya sebagian kecil saja yang telah jelas susunan molekulnya maupun sifat dan fungsi biologiknya, dan hanya beberapa saja yang mempunyai makna klinis. Antigen eritrosit juga dapat dijumpai pada permukaan leukosit dan trombosit dan dalam berbagai cairan maupun jaringan tubuh.
Antigen eritrosit biasanya stabil seumur hidup tetapi pada beberapa keadaan antigen ini dapat berubah. Beberapa ciri spesifisitas mungkin tidak terbentuk sempurna atau berubah karena suatu penyakit sehingga seolah-olah eritrosit mendapat antigen semu . Hal ini antara lain dapat dijumpai pada leukemia.
2. Respons imunologik dan antibodi
Seseorang dapat menunjukkan respons terhadap stimulasi antigen, baik berupa antigen heterolog, isolog atau autolog.
Bila seseorang untuk pertama kali terpapar pada antigen, terjadi respons imunologik primer. Respons imunologik primer menyebabkan sel-sel sistem imun berproliferasi dan berdiferensiasi hingga menjadi sel yang memiliki kompetensi imunologik dan membentuk kelompok sel yang disebut memory cells yang dapat mengenali antigen bersangkutan. Respons imun primer biasanya membentuk antibodi kelas IgM dan pada umumnya berlangsung sebentar. Kontak kedua kali dengan antigen yang sama akan menimbulkan respons sekunder yang biasanya timbul lebih cepat dan titer antibodi yang terutama terdiri atas IgG dan biasanya dalam kadar tinggi.
Dapat dijelaskan bahwa Antibodi adalah protein yang dihasilkan secara spesifik oleh tubuh sebagai jawaban terhadap adanya antigen, maupun secara alamiah tanpa adanya kontak dengan antigen.
Antibodi mempunyai struktur molekul imunoglobulin (Ig), dan diketahui ada 5 macam Ig yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD, IgE.
SELENGKAPNYA:
DOWNLOAD:imunohematologi.doc
Search
Categories
- Cardiovascular (8)
- Case (38)
- Dermatology (3)
- Disease (37)
- Endokrin (3)
- Etika Kedokteran (3)
- Geriatri (5)
- Hematology (8)
- Hepatologi (5)
- Imunologi (3)
- Infection Disease (5)
- Mikrobiologi (4)
- Neurology (7)
- Opthalmologi (2)
- Parasitologi (2)
- Patologi Klinik (6)
- Pediatric (4)
- Psikiatri (2)
- Reproduksi (3)
- Respiratory (5)
- Siklus Hidup (8)
- THT (3)